Tuesday, September 26, 2017

Mengenal dan Bijak Memilih Busi Mobil Injeksi

Jaman sekarang banyak mobil-mobil injeksi bermasalah gara-gara salah pemakaian jenis busi. Baik itu mobil yang masih usia muda maupun tua.
Ini disebabkan karena...



minimnya pemahaman para mekanik maupun pemilik mobil mengenai tipe busi untuk mesin injeksi.
Berbagai macam busi injeksi

Kalo dulu, anda bisa memakai busi sembarang tipe karena belum banyak beredar mesin-mesin injeksi. Tapi sekarang, mesin-meain injeksi wajib untuk pabrik automotive karena menuntut peraturan "EURO" agar pengiritan bahan bakar, peningkatan performa dan ramah lingkungan. Rasio kompresi, pengapian, tekanan bahan bakarpun pasti ditingkatkan. Untuk mengimbangi itu semua, salah satunya adalah pemakaian busi dengan tahanan/resistor "R". Banyak orang-orang mengartikan kode "R" pada busi itu "Racing" haha...

Dibawah ini saya memberikan ulasan mengenai busi :

Sejarah Busi

Busi Bosch FR 7 DP bisa diaplikasi di KIA Carrens 2
Adalah Etienne Lenoir, yang pertama kali  menggunakan busi di tahun 1860 untuk mesin pembakaran internal berbahan bakar bensinnya. Namun, Robert Bosch-lah yang mematenkan busi sebagai bagian dari sistem pengapian pada 1898. Karenanya jangan heran jika nama Bosch lalu dikenal sebagai produsen busi di dunia. Sejak saat itu, Busi menjadi perangkat utama untuk memantik api di mesin berbahan bakar bensin.

Jika Anda pemilik mobil berumur lebih dari sepuluh tahun, tentu masih ingat langkah membersihkan busi, dan penggantian busi yang cukup sering tiap kali servis kendaraan. Hal ini lantaran busi merupakan perangkat yang selalu menjadi momok dalam permasalahan di kendaraan Anda
.
Mesin ‘ngelitik,' yakni terjadinya pembakaran yang tidak sempurna pada ruang bakar mesin merupakan efek yang kerap terjadi ketika busi mulai bermasalah. Hal tersebut merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan busi dalam memercikkan api. Penyebabnya beragam, mulai dari memendeknya elektroda busi, hingga tertutupnya elektroda busi akibat tumpukan karbon.

Karenanya tidak heran jika dahulu, mekanik-mekanik di bengkel tempat kendaraan Anda diservis selalu membuka busi, dan membersihkannya. Hal tersebut bertujuan memastikan tak ada kotoran sisa pembakaran yang mengerak di elektroda busi.
Busi konvensional cenderung lebih cepat kotor
sehingga harus dibersihkan agar pengapian berjalan sempurna




Membersihkan ground busi dengan amplas merupakan
salah satu cara untuk menjaga performa busi konvensional









Material Busi



Busi merupakan tahap terakhir dari sebuah sistem pengapian. Kini, sistem pengapian telah sampai pada fase terpendek, dimana koil ditempatkan di atas busi. Alhasil, tidak ada lagi waktu yang terbuang akibat tegangan listrik yang melewati kabel busi dan distributor.

Wajar bila busi kini mulai mendapat sentuhan teknologi, baik dari desain elektrode dan materialnya. Tujuan akhirnya tentu untuk membuat terjadinya pembakaran sempurna di ruang bakar sehingga seluruh campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi dapat diubah seluruhnya menjadi tenaga. Konsumsi BBM dapat tereduksi tanpa mengurangi performa berkendara.

Di antaranya terdapat jenis busi yang menggunakan elektrode berbahan Platinum hingga Iridium. Umumnya busi ini dikenal dengan busi long life sehingga produsen mobil pun mulai marak menggunakannya. Dengan usia pakai yang lama serta mampu menghemat konsumsi BBM membuat biaya operasional kepemilikan mobil dapat tereduksi.

Namun tahukah Anda, sejatinya, Iridium merupakan bahan penghantar listrik yang paling buruk di antara material lain yang kerap digunakan sebagai elektrode busi yakni Copper dan Platinum. Akan tetapi konstruksi materialnya yang lebih kuat, membuat Iridium mampu didesain dengan diameter elektroda yang sangat kecil yakni hingga 0,4 mm atau mendekati rupa jarum. Pembuatannya tak mudah, lantaran teknologi laser dibutuhkan untuk melekatkan Iridium yang sangat kecil.
Komponen dalam busi
Busi iridium memiliki center electrode yang sangat tajam menyerupai jarum
Tujuan diperkecilnya diameter elektrode agar memfokuskan percikan api sehingga pembakaran menjadi lebih stabil. Goalnya adalah memastikan bahwa percikan api tetap terjadi ketika dibutuhkan untuk meminimalkan detonasi. Dengan stabilnya percikan yang terjadi, tentu kebutuhan akan daya listrik menjadi lebih efisien. Konsekuensi dari pembakaran yang sempurna tentunya berbuah pada efisiensi bahan bakar kian irit.

Kekuatan material Iridium pun membuat elektrode tidak mudah terkikis meskipun sangat kecil, namun ia memiliki durabilitas tinggi memiliki dan umur yang lebih panjang dari busi konvensional. Tentunya Perawatan pun menjadi tidak dibutuhkan lantaran busi mampu ‘membersihkan' dirinya sendiri ketika mesin mencapai suhu kerja-nya.
Karenanya jangan heran jika mesin-mesin saat ini didesain dengan konstruksi yang sangat sulit bagi pemiliknya untuk membuka busi. Lantaran memang perawatan busi dalam jangka waktu yang pendek tak lagi diperlukan.

Nah...dari ulasan diatas, untuk busi platinum atau iridium, jangan sampai membersihkanya ataupun menyikatnya. Itu bisa merusak busi. Sebaiknya bila anda membukanya, langsung ganti saja dengan yang baru.

Jangan hanya gara-gara busi sampai mengganggu kenyamanan perjalanan anda!
Setiap mobil injeksi juga memiliki spesifikasi busi masing-masing. Banyak bengkel-bengkel yang kurang paham mengenai itu. Contohnya mobil busi Daihatsu Espass dipasang di mobil Avanza. Busi Honda CRV dipasang di Honda Civic karburator.
Kalau sepintas diperhatikan memang tidak begitu pengaruh ke mesin. Tapi lambat laun akan mengganggu kerja mesin. Contohnya mesin jadi ngeritik, overheating, boros BBM, tarikan jadi lemot, dll.
Yang paling parah bisa merusak koil dan ECM (Engine Control Module).



Nah...berikut saya berikan beberapa contoh busi asli yang dipakai pada mobil injeksi, karena jaman sekarang banyak sekali beredar busi KW dengan merek yang sama dan harga yang murah. Bagi orang awam agak susah membedakan dengan yang asli. Tentu saja harga menentukan kualitas :


Busi Bosch F7LDCR

Busi tipe Bosch F7LDCR ini bisa dipakai di mobil : BMW E36, M43, M50, M52, Chevrolet Blazer, Zafira, Kalos, Aveo, Estate, Peugeot 306, 406.









Busi Denso XU22TT Twintip

Busi tipe Denso XU22TT Twintip ini bisa dipakai di mobil : Toyota dan Daihatsu yang dibekali teknologi VVT-i, Chevrolet Spin.









Busi Denso K20TNR-S

Busi tipe Denso K20TNR-S ini bisa dipakai di mobil : Daihatsu Taruna EFI dan Espass EFI.










Busi Denso KJ16CR-L11 dan KJ20CR-L11

Busi tipe Denso KJ16CR-L11 dan KJ20CR-L11 ini bisa dipakai di mobil : Honda yang dibekali teknologi VTEC seperti Honda Jazz, Stream, CR-V, Civic.









Busi Denso KJ16CR-L11

Busi Denso KJ20DR-M11

Busi tipe  Denso KJ20DR-M11 ini bisa dipakai di mobil : Honda yang dibekali teknologi i-VTEC seperti Honda Jazz RS,New CR-V, Civic i-VTEC.









Busi Bosch FR7DP

Busi tipe Bosch FR7DP ini bisa dipakai di mobil : Suzuki Carry Futura 1.5, APV 1.5i, Xenia 1.3 non-vvti, Carry Futura 1.5 1997,
Toyota Corolla 1.6 1992Escudo 2.0i 2004, Baleno 1.5i 1996KIA Carens II 1.8 2002, Peugeot 206 1.4i, Mazda Familia 1.8i 1997Peugeot 306 1.8i 1993 1.8.


Busi Denso W16TT Twintip

Busi tipe Denso W16TT Twintip ini bisa dipakai di mobil dengan pemakaian busi  :
W16EXR-U / W16EX-U / W16EPR-U / W16EP-U / W16EPR-U11 / W16EXR-U11 / W14EX-U.













Busi Denso SK20R11

Busi tipe  Denso SK20R11 IRIDIUM ini bisa dipakai di mobil : Toyota Harrier, Camry dan Alphard 3.0.











Busi Denso K20TT Twintip

Busi tipe Denso K20TT Twintip ini bisa dipakai di mobil : Suzuki Grand Vitara, Escudo, XL-7, Swift 1.5.
Busi NGK LZKAR6AP-11













Busi tipe NGK LZKAR6AP-11 Laser Platinum ini bisa dipakai di mobil : Nissan Grand Livina 1.8L, Nissan Juke, Nissan March.

Busi NGK LZKAR6AP-11


Busi Denso FXE20HR11

Busi
 tipe 
Busi Denso FXE20HR11 ini bisa dipakai di mobil : Nissan Grand Livina 1.8L, Nissan Juke, Nissan March.










Busi NGK DCPR7EA-9
Busi Denso XU22PR9

Busi standard tipe NGK DCPR7EA-9 ini bisa dipakai di mobil yang dibekali teknologi VVT-i seperti Xenia, Avanza, Rush, Terios.










Busi standard tipe Denso XU22PR9 ini bisa dipakai di mobil yang dibekali teknologi VVT-i seperti Xenia, Avanza, Rush, Terios.










Nah...itu beberapa tipe busi asli EFI yang perlu anda ketahui. Untuk tipe busi yang lain, anda bisa konsultasi ke salah satu admin kami di Whatsapp : 08174789749 atau Instagram : laksamana_motor

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai kondisi busi, penyebab berdasarkan warna-warnanya :

Keadaan mesin mobil atau motor dapat di diagnosa melalui tampilan warna busi, dengan melihat tampilan warna busi kita bisa mengetahui kondisi mesin, apakah mesin boros bensin, mesin dalam keadaan normal, mesin over heating atau boros oli. Untuk jelasnya lihat saja gambar diatas dan keterangan dibawah :

Mesin dalam keadaan normal.
Kondisi mesin mudah dihidupkan, juga pada putaran mesin tinggi ataupun rendah, mesin berjalan dengan baik. Keadaan mesin seperti diatas bisa dilihat pada insulator busi yang berwarna coklat atau keabu-abuan. Hanya sedikit terdapat bekas pembakaran yang menutupi elektroda-elektrodanya. Lihat gambar di bawah.

Mesin tidak normal.
Mesin susah dihidupkan, mesin tidak stabil pada kecepatan rendah. Penambahan kecepatan tidak bekerja lagi dan terjadi mesin mati.Hampir 90% gangguan mesin yang disebabkan oleh busi, dikarenakan kotor oleh endapan karbon ( carbon fouling ), kotor oleh endapan oli (olie fouling) dan kotor oleh endapan timah hitam ( lead fouling).

Penyebab keadaan terjadinya carbon fouling adalah :
1. Kesalahan pemakayan nomor tingkat panas busi.
2. Pemakaian bahan bakar berlebihan ( karburator banjir, penyetelan karburator terlalu kaya, cuk tidak sempurna pada posisi off. atau saringan udara karburator tersumbat ).
3. Bahan bakar tidak baik mutunya.
4. Terlalu lama dipakai pada kecepatan rendah.
5. Pembakaran oleh busi telat.
Keadaan mesin seperti diatas dapat dilihat pada warna insulator dan elektroda busi yang tertutup oleh lapisan serbuk karbon kering berwarna hitam. Lihat gambar dibawah.

Penyebab keadaan terjadinya olie fouling adalah :
1. Kerusakan pada piston ring piston ring aus atau kerenggangan klep tidak tepat.
2. Campuran bahan bakar dan udara tidak tepat terlalu banyak bahan bakar (campuran kaya).
3. Pada mesin 2 tak campuran oli sampan terlalu banyak atau lebih dari standar.
4. Mesin baru saja turun atau overhaul dimana pada waktu pasang bagian mesin menggunakan banyak oli.
Keadan mesin seperti diatas dapat dilihat pada insulator dan elektroda busi yang basah oleh oli, sehingga warnanya kelihatan hitam dan basah. Lihat gambar dibawah.

Penyebab keadaan terjadinya lead fouling adalah :
Bensin dicampur dengan senyawa timah hitam. Bekas pembakaran senyawa ini menempel pada ujung busi. Bila kendaraan berakselerasi dengan kecepatan tinggi, senyawa tersebut akan meleleh sehingga terjadi kebocoran listrik dan menyebabkan kegagalan pembakaran.
Mesin terasa tersendat-sendat pada waktu menambah kecepatan ( berakselerasi ) atau pada kecepatan tinggi.
Keadaan mesin seperti diatas dapat dilihat pada insulator busi berwarna kuning juga coklat. Lihat gambar di bawah.

Penyebab terjadinya Kotoran oleh endapan (deposit fouling) adalah :
1. Oli yang dipakai kurang baik mutunya.
2. Saringan udara kalburator tidak ada atau tidak di pasang.
3. Untuk mesin 4 tak oli ikut masuk kedalam ruang bakar dan ikut terbakar (piston dan piston ring aus)
Mesin dalam kondisi ada gangguan pembakaran pada waktu menambah kecepatan atau pada waktu kecepatan tinggi
Keadaan mesin diatas dapat dilihat pada kondisi insulator dan elektroda busi terdapat endapan hasil pembakaran atau kerak busi dengan warna bermacam macam. Lihat gambar di bawah.

Penyebab terjadinya panas berlebih ( over heating ) adalah :
1. Keliru memilih nomor tingkat panas busi.
2. Penyetelan pengapian taidak tepat, innition timing terlalu cepat.
3. Sistem pendingin tidak baik.
4. Campuran bensin terlalu kurus terlalu banyak udara.
Tenaga mesin menjadi hilang dan kecepatanpun berkurang. Hal ini timbul apabila dalam kecepatan tinggi, pendakian yang lama atau dengan muatan yang berat. Bila keadaan tersebut di biarkan bisa menyebabkan busi meleleh dan piston pun bisa rusk berlubag.
Keadaan mesin diatas dapat dilihat pada kondisi insulator busi yang berwarna putih pucat dan pada elektrodanya terbakar berwarna keungu-unguan serta terlihat aus. Bila kondisi ini dibiarkan ujung-ujungnya elektroda dapat meleleh.

1. Normal
Warna abu-abu merata atau merah bata dari ujung elektroda sampai selongsong busi. Kalau ada warna abu-abu muda, maka settingan karburator terlalu irit bensin.
Kalau ada warna gelap atau hitam pekat, maka setingan karburator terlalu boros bensin.
2. Basah
Ujung busi basah, basahnya ini basah oli bukan bensin, maka ada yang bocor di mesin kita, bisa dari ring piston goyang, bos klep bocor atau oli mesin terlalu banyak hingga seal klep kalah/bocor. Oli ini ikut terbakar di ruang pembakaran mesin dan meninggalkan sisa basah oli. Biasanya pada motor 2-tak disebabkan karena terlalu banyaknya campuran oli samping.
3. Tertutup Kerak
Hal ini disebabkan karena kualitas bahan bakar yang kita pakai jelek, ada campuran kotoran, atau sudut pengapian yang terlalu maju, dan bisa jadi salah pilih jenis busi.
4. Rata dengan keramik
Ini artinya businya sudah terlalu sering diamplas jadi sudah abis, Gantilah dengan yang baru.
5. Cacat/Rusak
Artinya bensin yang kita pakai jelek sehingga terjadi gejala detonasi (nglitik) atau jarak elektroda busi terlalu jauh. Makanya beli bensin harus pilih-pilih, jangan asal cepat, nggak antri. Tapi jangan kira juga loh kalau di SPBU bensinnya bagus, ada juga SPBU yang nakal, nyampur bensin + minyak tanah. Coba sekali-kali cek kondisi bensin yang kita beli.
6. Penuh Bulu Putih
Ini artinya ada cairan radiator yang bocor dan ikut terbakar di ruang pembakaran mesin.
7. Meleleh
Ini artinya busi menyala sebelum waktunya disebabkan nilai oktan bensin yang terlalu jelek/rendah, derajat pengapian terlalu maju atau mesin terlalu panas.
8. Mengkilap
Busi basah karena sisa bensin yang tidak ikut terbakar, bukan oli. Ini artinya settingan karburator kurang pas, terlalu boros. Atau bisa juga salah pilih jenis busi, kurang dingin.

SEMOGA BERMANFAAT